Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berbalik Arah (part I) - Kejadian 4:1-16


 

 

 Syalom!

Renungan Literasi Kasih
Minggu, 26 Februari 2023

Berbalik Arah (part I)
Ratusan murid tengah memenuhi gedung pertemuan umum di suatu sekolah pada hari pertama kelas mereka. Keriuhan dari canda tawa para murid memenuhi ruangan tersebut. Keadaan terdiam sejenak ketika Kepada Sekolah memerintahkan mereka untuk tertib. “Tahun ini merupakan kesempatan bagi kalian untuk mengubah kehidupan kalian,” ia mengawalinya. Pada saat itu juga para murid kembali mengeluarkan suara berbisik yang mengatakan “mulai lagi dia,” … “nasehat lagi … ”
Namun, perkataan Kepala Sekolah berikutnya menghentikan keramaan itu “Pada libur hari Raya lalu, dua murid kelas sepuluh meninggal dalam kekerasan antar geng” katanya. “Apakah yang akan terjadi pada kalian semua?... kami memberikan kesempatan agar kalian dapat menjadi orang, tetapi kalian harus memanfaatkan kesempatan tersebut.”
Dari cerita diatas kita mungkin akan menghadapi situasi seperti itu. Meski kita tidak tinggal di lingkungan yang penuh dengan kriminalitas, namun kita semua hidup di sebuah planet yang mengancam untuk membinasakan kita. Seperti halnya pada zaman Nuh, planet yang kita sebut Bumi ini, berada pada ujung dari kehancurannya. Namun, Allah turut campur tangan di dalam sejarah dan memungkinkan manusia untuk bangkit dari efek kejahatan yang begitu menghancurkan.
Cerita tentang Kain dan Habel adalah cerita yang sangat populer (Kej. 4:1-16). Kedua manusia ini mempersembahkan korban kepada Allah: Kain mempersembahkan Sebagian hasil tanahnya (ayat 3), dan Habel mempersembahkan anak sulung kambing dombanya (ayat 4). Allah menolak persembahan Kain yang munafik, dan Ia menerima persembahan Habel yang tulus. Dapat terlihat dari isi hati Kain yang dipenuhi dengan rasa cemburu dan kemudian membunuh adiknya tersebut (ayat 8).
Pada bagian “Berbalik Arah” sesi pertama ini kita belajar dari tindakan Kain. Bagaimana Kain dapat melakukan hal tersebut? Apa yang membuat gambar dan rupa Allah yang begitu mulia menjadi begiru merosot akhlaknya sehingga menjadi pembunuh ¼ (seperempat) manusia pada waktu itu, atau saudaranya sendiri? Ini menunjukkan bahwa manusia menghadapi situasi dimana, dunia dapat membawa kita kepada kehancuran dan kebinasaan.
Saudara, zaman yang kita tempati sekarang ini tidaklah lebih baik dibanding keadaan pada zaman Kain dan Habel. Peringatan Allah kepada Kain memberikan kita jawaban: “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu” ia sangat menggoda engkau, tertapi engkau harus berkuasa atasnya” (ayat 7). Sebuah kekuatan kejahatan tengah bekerja di dalam dunia yang berdosa ini secara aktif ingin menaklukan manusia, yaitu kuasa dosa. Jika Kita tidak berkuasa atas dosa, maka dosa akan berkuasa atas kita. Jika kita dikuasai dosa, maka arah kita akan semakin jauh dari Allah, meski kita semakin dekat dengan dunia.
Saudara, mari kita memilih arah kita. Mau semakin jauh dari Allah kah? Atau semakin jauh dari dunia?

Berbalik Arah (part I *EK)

Posting Komentar untuk "Berbalik Arah (part I) - Kejadian 4:1-16"