Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berbalik Arah (Part II) - Kejadian 4:17-24


 

Shalom !
Renungan Pagi Ini :
Kejadian 4:17-24
Berbalik Arah (Part II)

    Pada bagian berbalik arah yang pertama kita belajar bahwa dunia dikuasai oleh kekuatan yang membawa kita pada kebinasaan, kekuatan itu adalah dosa. Maka jangan sampai kita dikuasai oleh dosa, dan memilih untuk semakin dekat ke arah Allah. Pada bagian Berbalik Arah yang kedua ini kita akan tetap melihat bagaimana keadaan dunia sekarang ini, sehingga kita dapat mengambil pilihan untuk berbalik arah atau tetap jalan.

    Kita semua mengetahui bahwa bagi seorang prajurit, perintah komandan adalah kewajiban. Saya memiliki teman seorang tentara, dimana ia menceritakan bahwa “Semua tergantung komandan. Jika komandannya baik, perintahnya juga baik, juga sebaliknya.” Para komandan militer memiliki kuasa atas kehidupan orang-orang di bawah mereka. Mereka bisa membuat hidup bawahannya menyenangkan atau menyengsarakan. Semua tergantung seperti apakah mereka itu.

    Peristiwa besar yang tercatat di Alkitab adalah peristiwa Air Bah. Peristiwa sebelum Air Bah membuktikan bahwa dosa adalah komandan yang seperti apa. Pertama, ketika Kain menyerah di bawah kuasa dosa, dosa sama sekali tidak menguntungkan bagi dia; ia merubah Kain menjadi pembunuh.

    Kedua, silsilah Kain (Kej. 4:17-24) menunjukkan seperti apa yang dosa lakukan pada kita jika kita semakin lama tinggal di bawah kuasanya. Silsilah itu diakhiri dengan nyanyian Lamekh: “Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat." (Kej. 4:23-24) Lamekh adalah seorang pembunuh seperti Kain, bahkan melebihi Kain moyangnya. Dan ia benar-benar merasa bangga dengan tindakan kriminalnya yang keji tersebut. Dengan memamerkannya kepada istri-istrinya karena telah membunuh.

    Betapa mengerikannya seorang manusia yang melakukan pembunuhan, membuatnya menjadi sombong dan merasa bangga. Manusia macam apa yang sanggup melakukan hal seperti itu bukan? Bukankah ini menunjukkan bahwa kita yang adalah Immagodei Allah, karena dosa, gambar dan rupa Allah itu menjadi semakin rusak? Sekarang apa bedanya membunuh dengan membenci saudara sendiri? Apa bedanya membunuh dengan memfitnah orang lain? Apa bedanya membunuh dengan iri hati terhadap orang lain?

    Karena itulah kita harus menyadari bagaimana posisi kita sekarang. Apakah gambar Allah yang sudah kita renungkan di renungan sebelumnya sudah rusak semakin rusak? Atau ada keinginan untuk memperbaikinya?

    Mari kita berbalik arah dari kecondongan dunia yang semakin hancur ini. Jangan sampai Rupa dan Gambar Allah pada diri kita ini semakin merosot dan semakin rusak.

Berbalik Arah (Part II) *EK

Posting Komentar untuk "Berbalik Arah (Part II) - Kejadian 4:17-24"