Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membantah Pandangan “Yesus adalah Ciptaan”


 

Membantah Pandangan “Yesus adalah Ciptaan”

Bab I

Pendahulan

A.    Latar belakang Masalah

            Kekeristenan mulai disebutkan di Antiokhia untuk menunjuk kepada para pengikut Kristus, kekeristenan terus berkemabang sejak saat itu dan menyebar keseluruh wilayah-wilayah yang ada. Dalam rentan waktu perkembangan kekeristenan ini yang disertai dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat dunia, sehingga banyak bermunculan bidat-bidat dan ajaran-ajaran sesat di dalam kekeristenan.

            Bidat menurut DR. H. Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar, mengatakan bidat ditinjau dari sudut pandang historis adalah persekutuan Kristen (yeng kecil) yang dengan sengaja memisahkan diri dari gereja besar dan ajarannya menekankan iman Kristen secara berat sebelah, sehingga teologi dan praktik kesalehannya pada umumnya menyimpang dari ajaran Injil yang benar. Sedangkan ajaran sesat adalah pandnagan atau doktrin teologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan, atau sistem kekeristenan yang ada, yang dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Sehingga dapat dikatakan bahwa ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin dalan filsafat,politik ilmum seni dan lain-lain yang berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa.

            Jika ditelusuri dalam sejarah kekeristenan ada berbagai ajaran yang muncul seperti Ebionisme, doketisme, Gnostisisme, nestorianisme, apollinarisme, arianiseme dan lain sebagainya. Ajaran-ajaran ini sudah ada sejak zaman bapak-bapak gereja dan masih terus ada sampai saat ini yang terus mengacaukan pemahaman dari orang-orang Kristen dan menimbulkan banyaknya perdebatan-perdebatan diantara para teolog-teolog Alkitab yang ada. Hal ini juga menimbulkan banyak permasalahan-permasalahan di dalam gereja yang menerima ataupun yang menolak ajaran ini.

            Dalam makalah ini, kami akan membahas secara khusus mengenai ajaran arianisme yang muncul sekitar abad 4[1] ini dan bantahan atas ajaran arianisme ini. Inti dari pengajaran Arianisme adalah bahwa Yesus bukanlah Allah tetapi hanyalah ciptaan. Pandangan ini masih ada di kalangan orang-orang Kristen yang ada pada masa kini, salah satu dari golongan kekeristenan yang masih mengikuti dan memhami ajaran ini sebagai kebenaran adalah saksi Yehova.

B.    Pokok dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis menuliskan pokok masalah sebagai berikut, “Bantahan Tehologis terhadap pandangan Arianisme mengenai “Yesus adalah ciptaan

Selanjutnya untuk mempertajam pokok masalah yang ada, maka penulis memunculkan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut;

1.     Bagaimana sejarah perkembangan dari ajaran arianisme ?

2.     Apa dan bagaimana pandangan para teolog terhadp arianisme?

3.     Bagaimana andangan Alkitab mengenai ajaran Arianisme?

 

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:

1.     Menjelaskan dan menjabarkan bagaimana sejarah perkembangan dari ajaran arianisme

2.     Menyebutkan apa dan bagaimana pandangan para teolog terhadp arianisme

3.     Menjabarkan bagaimana pandangan Alkitab mengenai ajaran Arianisme, sebagai bantahan mengenai apa yang diajarkan dalam arianisme

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab II

isi

Sejarah perkembangan ajaran Arianisme

Pandangan para teolog terhadap Arianisme

            Pada saat ajaran arianisme muncul kepermukaan, ajaran ini mendapat tantangan dari berbagai pihak yang tidak setuju atas ajaran yang ada di dalam Arianisme. Salah satu dari seorang uskup dari Alexandria yang bernama Arthanasius menentang ajaran ini, dan mengemukakan pandangannya bahwa baginya Yesus kristus adalah sehakikat dengan Allah Bapa. Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah.[2]

            Kemudian pada tahun 325 juga diselenggarakan sebuah konsili oikumenis di Nicea. Konsili ini dikumpulkan oleh Kaisar Konstantin, yang merasa kesal atas timbulnya keresahan di kalangan warga kekaisaran akibat perselisihan pendapat mengenai Iman Kristen. Konsili ini dihadiri dengan peserta sebanyak 380 orang, dan menghasilkan sebuah kesepakatan kesepakatan menyatakan Arius adalah ajaran yang menyesatkan. Konsili ini mengahasilkan suatu “Pengakuan Iman Nicea”, yang berbunyi[3]:

“Aku percaya kepada satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, dan kepada satu7 Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang diperanakkan dari Bapa, yang dari hakekat Bapa. Allah dari allah, terang dari terang, Allah sejati dari Allah sejati, yang diperanakkan, bukan dijadikan, sehakekat (Yunani: Homoousios) dengan Bapa, yang oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, yaitu apa yang di sorga dan yang di bumi. Yang demi kita manusia dan demi keselamatan kita, turun dan menjadi daging, menjelma menjadi manusia, menderita sengsara dan bangkit pula pada hari yang ketiga, naik ke sorga dan akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Dan kepada Roh Kudus. Gereja am mengutuki mereka yang mengatakan bahwa: pernah ada waktu, dimana Ia belum ada; sebelum Ia dipernakan, Ia belum ada; dan: Ia dipernakkan dari yang tidak ada: atau yang mengira bahwa Anak Allah adalah atau mempunyai hakikat lain (daripada Bapa), atau adalah diciptakan, atau dapat berubah atau menjadi lain”.

Pandangan Alkitab mengenai ajaran Arianisme

            Alkitab sangatlah menentang ajaran Arianisme, walaupun ajaran Arianiseme mengenai Yesus yang hanyalah sebagai ciptaan yang sulung juga menggunakan ayat-ayat yang ada didalam Alkitab, untuk beragumen mempertahankan argumennya mengenai Yesus sebagai ciptaan. Namun mereka menafsirkan teks Alkitab dengan tidak memperhatikan konteks dan memaksakan arti yang sempit dalam setiap frase yang ada. Mereka menggunakan Alkitab untuk membenarkan pikiran mereka.

Beberapa ayat yang digunakan kelompok ini untuk memenangkan pendapat mereka, dan memperlihatkan kelemahan dogma Kristen mengenai keilahian Yesus. Diantaranya yaitu Yohanes 14:28; Kolose 1:15 dan Wahyu 3:14. Berikut kajian yang benar mengenai ayat-ayat tersebut;

1.     Yohanes 14:28

Frase yang mereka pakai untuk membenarkan pemikiran mereka adalah “Sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”  Beberapa penafsiran menganggap bahwa ayat ini adalah bukti bahwa Yesus tidak setara dengan Allah. padahal sebenarnya pernyataan Yesus dalam ayat ini tidak dapat dipahami sebagai suatu kalimat yang terisolasi dari penyataan Yesus lainnya dalam kitab Yohanes, melainkan ditempatkan dalam satu konteks yang lebih luas.

Kalimat kunci untuk memahami arti dari pernyataan Yesus, “Sebab Bapa lebih besar dari pada Aku,” menurut Raimond E. Brown adalah pasal 13:16, “Sesungguhnya seorang utusan tidaklah lebih tinggi dari pada dia yang mengutusnya.” Sehingga, ungkapan dalam Yohanes 14:28 tadi memiliki kontes dalam pemahaman orang Yahudi mengenao relasi antara seorang utusan dan yang mengutus. J.J Stam menegaskan hal menarik dari kitab Yohanes ini bahwa kitab ini ditulus atas dasar pemikiran mengenai pengutusan Anak oleh sang Bapa.

Dalam pemahaman orang Yahudi, seseorang yang ditus menjadi wakil dari sang pengutus secara penuh. Ia sepenuhnya menghadirkan sang pengutus di tempat dimana ia berada. Dari fakta tersebut berarti Kristus membandingkan diriNya dengan Bapa harus dilihat sebagai bukti keilahian diriNya sama dengan dan berasal dari sang Bapa juga[4].

Jadi dalam ayat ini tidak berbicara mengenai tentang status keilahian Yesus sebagai yang lebih rendah dari Allah Bapa, tetapi yang mau ditekankan disini adalah status Yesus sebagai utusan Allah.

2.     Kolose 1:15

Dalam Kolose 1:15, mereka memakai frase ‘’yang sulung” untuk mengatakan bahwa Kristus adalah makluh ciptaan yang pertama. Dalam terjemahan KJV, ayat ini berbunyi: “Who is the image of the invisible God, the firstborn of every creature.” Namun ini adalah pemutarbalikan arti sesungguhnya dari ayat ini. Berikut adalah pemaparan yang benar mengenai ayat tersebut, untuk dapat melakukan bantahan, yaitu bahwa konteks dari kolose 1:15 bukanlah berbicara mengenai hal itu. Ayat-ayat ini tidaklah menerangkan Yesus sebagai ciptaan, melainkan adalah ayat-ayat yang meninggikan Yesus sebagai pencipta[5]. Dalam nats ini dipakai tiga istilah yang kuat yaitu bahwa segala sesuatu diciptakan “di dalam Dia”, “oleh Dia”, dan “untuk Dia” (1:16). Sehingga dalam kalimat-kalimat tersebut mengandung makna bahwa segala yang ada di bumi maupun yang disurga tidak ada yang diciptakan didalam Dia, oleh Dia dan untuk Dia (menunjuk kepada Yesus).

Kata “sulung” tidak mengandung arti bahwa Yesus adalah ciptaan. Jika tidak berhati-hati, untuk mengaitkan atri yang benar kepada frase ini, maka frase ini dapat diartikan Anak merupakan manusia peryama yang diciptkan. Namun dalam pemikiran Ibrani dan Yunani, kata “yang sulung” (pratotokos) menunjuk kepada pengertian yang sangat tidak berkait langsung dengan waktu.

Ada dua hal yang perlu dingat, pertama[6]; “yang sulung” adalah sebutan yang sangat umum untuk penghormatan. Kedua; frase “yang sulung” juga merupakan gelar mesias (Mazmur 89:28). Paulus mengutarakan mengenai tentang Anak bahwa Ia merupakan yang sulung dari segala yang diciptakan, maksudnya yaitu bahwa penghormatan tertinggi yang dimiliki oleh ciptaan adalah milik-Nya.

3.     Wahyu 3:14

Dalam ayat ini frase yang dipakai untuk mempertahankan argument mereka adalah “Permulaan dari ciptaan Allah”. Namun jika dipelajari konteks Wahyu 3:14 tidaklah berbicara mengenai hal itu. Teks ini adalah bagian dari pesan Yesus kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil. Kepada keenam jemaat Yesus bahwa Dia adalah Alfa dan Omega (Whayu 1:8), Anak Allah dalam konteks Yahudi berarti setara dengan Allah (Wahyu 2:18), Yang Benar, Yang Kudus (Wah 3:7) dan masih banyak lagi kesaksian yang menguatkan keilahian Kritsus. Sehingga penafsiran bahwa Yesus adalah ciptaan, tidaklah cocok dengan pengajaran dalam kitab Wahyu secara keseluruhan.

Dalam ayat ini frase yang didiskusikan adalah “Permulaan dari ciptaan Allah”. Permulaan berasal dari kata arkhe  yang diterjemahkan[7] “permulaam” yang bisa juga berarti permulaan, tetapi bisa juga berarti “yang memulai”. Yesus adalah “permulaan” ciptaan Allah dalam pengertian Dialah yang memulainya, Dialah yang menciptakan segalanya.

           Sehingga kalau diperhatikan dari ayat-ayat yang dipakai oleh aliran Arianisme untuk menunjukan bahwa Yesus adalah ciptaan, bukanlah suatu hal yang bisa dianggap kebenaran. Mereka menggunakan pemikiran mereka sendiri dalam menafsirkan teks-teks Alkitab yang ada tanpa memperdulikan konteks dan menggunakan arti yang sempit untuk memaksakan makna dari ayat-ayat tersebut untuk membenarkan pemikiran mereka.

           Sedangkan dalam Alkitab sendiri banyak bukti yang menunjuk kepada keilahian Yesus, Yesus bukanlah ciptaan tetapi Dia adalah Allah sendiri. Berikut beberapa bukti dari keilahiannNya, yaitu;

1.     Ia ada sebelum dunia ada

Yesus mengatakan bahwa Ia telah ada sebelum Abraham ada , bahkan sebelum dunia ada. Dia ada dalam kekekalan (Yoh. 5:58; 17:5)

2.     Yesus Kristus memiliki sifat-sifat dasar Allah[8]

a.     Maha kuasa

Ia berkuasa mengampuni dosa manusia (Matius 9:6) dan menyembuhkan manusia dari kelumpuhan rohani (dosa) disamping kesembuhan jasmani (ay. 7-8).  Kedua perkara ini dilakukan dengan sepatah kata dan merupakan demonstrasi kuasaNya. Ia melakukan sesuatu yang hanya dilakukan oleh Allah. Ia berkuasa menghakimi (2 timotius 4:1; Matius 25:31-33, 1 petrus 4:5), Ia berkuasa membangkitkan (Yoh 5:25-29; Yohanes 5:21) dan masih banyak hal yang menunjukkan bahwa Yesus maha kuasa.

b.     Maha tahu

Yesus mengetahui rahasia pikiran manusia, dan juga kejadian-kejadian yang akan terjadi dikemudian hari (Markus 2:8; Lukas 5:22; 6:8; Yohanes 2:24,25, Matius 26:34; Markus 14:30;Yohanes 16:30; 21:17; Kolose 2:3). Yesus mengetahui segala sesuatu sebab di dalam Dia tersembunyi segala harta, hikmat dan pengetahuan.

c.     Maha Hadir

Yesus pernah berkata kepada murid-Nya bahwa dimana saja, apabila ada dua atau tiga orang berkumpul, maka Ia berada disana (Mat. 18:20). Dia juga berjanji kepada pengikutnYa bahwa Ia akan menyertai mereka dalam pemberitaan Injil sampai pada akhir zaman (Mat 28:20), Yesus Kristus ada di dalam hati setiap orang yang percaya, dan Ia ada di dalam Bapa juga (Yohanes 14:20; 2 Kor. 13.5). Perkataan dan janji ini degan jelas mengungkapkan sifat kemahadiran yang sama dengan Allah.

d.     Tidak berubah

Ibrani 1:10,12 menyatakan bahwa Ia tidak berubah tetapi “tetap sama” sejak awal sampai kepada kekekalan. Dalam Ibrani 13:8 mengatakan bahwa Yesus tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.         

3.     Yesus menyandang gelar ilahi

a.     Yesus disebut Anak Allah

Yesus disebut sebagai Anak Allah berarti [9](Mat 16:16-17 dst), Yesus memiliki hubungan yang intim dengan Allah Bapa, dan tidak ada yang memiliki hubungan seperti itu. Hal ini juga berarti kedudukan antara kedua pribadi yang sehakekat serta mewarisi segala sesuatu dari Bapa sebagai Anak Tunggal Bapa.

b.     Yesus disebut Allah dan Tuhan

Sebutan Allah dan Tuhan menunjukkan keilahianNya yang sejati (Yoh 1:1; 20:28; Ibrni 1:8).

c.     Yesus disebut Alfa dan Omega

Dalam Wahyu Yesus disebutkan sebagai ‘Alfa’ dan ‘Omega’, hal ini menunjukkan kedaulatan, kekuasaanNya dalam segala zaman (Wahyu 1:8; 21:6; 22:13).

d.     Yesus disebut sebagai Firman

Yohanes 1:1 mengeaskan bahwa Yesus bukan hanya bersama-sama dengan Allah, tetapi Ia adalah Allah.

4.     Ketika Yesus berada di dunia ini, Yesus disembah dan Dia mau menerima penyembahan yang ditujukan kepadaNya (Matius 8:2, 14:33; Yohanes 9:35-38)

5.     Baik murid-murid maupun Yesus sendiri menyatakan keilahian Yesus (Mat. 16:13-16; Yohanes 20:28; Kolose 15:20; Matius 25: 31-46; Markus 2:27-28; Yohanes 10:30 dst).

6.     Kebangkitan Yesus dari kematianNya  membuktikan keilahianNya (Matius 28:1-10; Markus 16:1-8 dst).

Bukti-bukti ini cukup menjelaskan bahwa apa yang diajarkan oleh Arius adalah salah. Alkitab sendiri mengatakan bahwa Yesus adalah Allah dan bukan ciptaan. Sehingga, jangan sampai kita teralihkan oleh pandangan-pandangan dunia masa kini yang menyatakan bahwa Yesus itu bukan Allah, Yesus itu hanya nabi, dsb. Buktikan Iman kita, dengan percaya kepada Alkitab yang menyatakan secara jelas bahwa Yesus adalah Allah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] F.D.Wellem. Kamus Sejarah Gereja. (Jakarta: Gunung Mulia, 2006),415

[2] F.D. Wellem. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja.(Jakarta: Gunung Mulia, 2003) 22

[3] Tony Lane. Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani. (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), 24.

[4] Ebenhaizer I. Nubon Timo. Aku memahami yang aku Imani: memahami Allah Tritunggal, Roh Kudus, dan karunia-karunia roh secara bertanggung jawab. (Jakarta: Gunung Mulia, 2009),13.

[5] Darmawijaya,Pr. Seluk Beluk Kitab Suci.(Yogyakarta: Kanisius, 2009)549

[6] William Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika. (Jakarta : Gunung Mulia, 2006)182

[7] William Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Kitab  Wahyu Kepada Yohanes pasal 1-5.  (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), 209

[8] Chris Marantika. Kristologi. (Yogyakarta: YKAP, 2008)26

[9] Charles C. Ryrie. Teologi Dasar 1 (Panduan Populer Untuk Memahami kebenaran Alkitab). (Yogyakarta: ANDI,1991),368.

Posting Komentar untuk "Membantah Pandangan “Yesus adalah Ciptaan”"